GELDARA (Gelaran Dagangan Rakyat) “Satu Usaha, Satu Cita-Cita Bersama”

 


Setiap tahunnya Desa Janggalan tidak pernah sepi dari kegiatan. Ada saja perhelatan besar yang menguras energi, pikiran serta melibatkan banyak warga. Meskipun letak wilayah yang berada di tengah perkotaan dan tidak memiliki potensi sumber daya alam yang mumpuni, Desa Janggalan masih tetap bisa eksis di kanca Nusantara. Dengan potensi yang dimilikinya yaitu berada di dekat wisata religi Makam Sunan Kudus atau yang lebih dikenal dengan Wisata Menara, Desa Janggalan mendapatkan berkah turut dinobatkan menjadi Desa Wisata.

Dengan adanya pengakuan secara legal dari Supra Desa itu, maka ada satu kewajiban untuk selalu siap dengan segala konsekuensinya. Segala upaya untuk menambah keabsahan sebutan “Desa Wisata” yang salah satunya yaitu upaya mempromosikan diri. Beberapa kegiatan promosi pun digelar seperti Pasar Bungah, Kirab Budaya, Buka Luwur Mbah Djenggolo, ekspo dan lomba baik di tingkat Kabupaten maupun Nasional.

Untuk memeriahkan acara–acara tersebut, semua potensi yang ada di Desa Janggalan ditampilkan. Baik potensi sumberdaya manusia maupun potensi budaya. Potensi sumber daya manusia seperti banyaknya warga Desa Janggalan yang memiliki usaha dari berbagai jenis usaha. Contohnya ada beberapa warga Desa Janggalan yang memiliki usaha konveksi dengan produk gamis dan hijab. Selain itu, kemampuan warga untuk membuat batik dengan ciri khas motif Kudusan. Sedangkan potensi budaya dari segi makanan yaitu adanya aneka jajanan jaman dulu (jadul) seperti bolu speakoek dan puli kotokan. Selain itu, Desa yang booming dengan Jargonnya “Janggalan Van Java” juga terkenal dengan bordirnya. Dari potensi bordir tersebut juga akhirnya tercipta sebuah tarian yang diberi judul tarian bordir.

Dari sekian kegiatan tersebut di atas yang menarik banyak pengunjung dan memberikan banyak kontribusi besar dan menyeluruh kepada masyarakat Janggalan dan sekitarnya yaitu kegiatan Buka Luwur Mbah Djenggolo yang dikombinasikan dengan penampilan semua potensi yang ada di Desa Janggalan mulai dari ekspo UMKM, pentas seni, hingga lomba – lomba yang menunjang minat bakat anak – anak Desa Janggalan. Acara tersebut dinamakan GELDARA (Gelaran Dagangan Rakyat).

Awal mula adanya kegiatan GELDARA ini berawal dari sebuah ide dari seorang pemimpin yang kreatif dan inovatif yang kemudian disepakati bersama, ditindaklanjuti dan direalisasikan. Pada bulan Muharram, di seputaran jalan Desa Janggalan, tampak berjajar tenda-tenda sebagai tanda meriahnya sebuah acara. Setiap tahun tidak pernah luput turut memeriahkan sakralnya upacara Buka Luwur Mbah Djenggolo, cikal bakal berdirinya Desa Janggalan. Bak orang awam memiliki hajat besar yang di nanti – nanti, Pemerintah Desa dan masyarakat Desa Janggalan pada momentum itu tampak sibuk. Warga bergotong - royong lalu lalang mempersiapkan segala peralatan, perlengkapan, dan tidak ketinggalan menyebarluaskan informasi melalui berbagai macam media sosial untuk promosi acara yang selalu diadakan setiap tahunnya.

Sekian tahun dilaksanakan Buka Luwur Mbah Djenggolo, dirasa hanya sekedar ritual belaka, masyarakatnya yang hadir pun terbatas dari kalangan sesepuh bahkan lanjut usia. Ada kekhawatiran lunturnya budaya jika generasi muda tidak ada yang bersedia terlibat dalam acara tersebut dan meneruskan hingga merawat atau nguri–nguri warisan leluhur tersebut. Singkat cerita pada tahun 2021 yang lalu, Kepala Desa mempunyai inisiatif dan ide yang disampaikan kepada masyarakat dalam Musyawarah Desa (Musdes). Untuk dapat menumbuhkan rasa cinta dengan budaya yang diwariskan leluhur serta menumbuhkan kembangkan perekonomian masyarakatnya selain adanya Buka Luwur juga diadakan kegiatan semacam pasar tiban atau istilah kerennya ekspo UMKM. Hal ini untuk mengajak semua warga mulai dari anak – anak hingga orang tua turut serta meramaikan acara tersebut. selain itu juga ada transaksi jual beli antar warga produk UMKM khususnya makanan atau sering disebut wisata kuliner.

Semua elemen masyarakat pun menyetujui ide tersebut, dan dituangkan dalam Berita Acara. Angan – angan tersebut tidak hanya berhenti pada goresan kata – kata dalam selembar kertas, pun dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa. Tidak berhenti sampai di situ, masih ada rembugan (diskusi) terkait nama pasar tiban atau ekspo UMKM tersebut agar mudah diingat oleh masyarakat. Selanjutnya, sebuah akronim pun secara spontan muncul yaitu GELDARA dengan kepanjangan Gelaran Dagangan Rakyat. Kemudian menjadi icon perhelatan yang kini semakin berkembang.

Agar acara tersebut berjalan baik, dalam satu waktu di akhir Musdes di bentuk sebuah panitia kecil di bawah naungan Kepala Desa untuk menyengkuyung kegiatan tersebut. Melalui GELDARA, ada kesempatan bagi warga untuk mempromosikan kreatifitas dalam menciptakan produk-produk UMKM baik produk makanan jaman dulu yang telah dimodifikasi dengan makanan modern maupun kerajinan miliknya. Di samping itu juga mengenalkan budaya yang ada di Desa Janggalan.

Adapun produk – produk UMKM Desa Janggalan antara lain, bordir, batik, hasil konveksi seperti gamis dan hijab, bolu speakoek, dan puli kotokan. Sedangkan untuk budaya yang ingin dilestarikan yaitu adanya kelompok rebana yang dipadupadankan dengan musik modern yaitu beatbox. Awal diadakannya GELDARA secara pendanaan berasal dari swadaya masyarakat. Kemudian, ada sepuluh warga yang mengikuti. Untuk lokasi kegiatan di halaman Balai Desa Janggalan. Selanjutnya, kegiatan tersebut diadakan selama dua hari. Singkatnya, dari proses promosi budaya dan hasil penjualan produk UMKM tersebut telah terkumpul omzet kurang lebih sebesar sepuluh juta rupiah.

Selepas Buka Luwur dan GELDARA usai, diadakan pembubaran panitia dan evaluasi kegiatan oleh panitia serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Hasil evaluasi tersebut di peroleh kesimpulan perlu adanya kegiatan berkelanjutan. Sepuluh warga yang mengikuti mendapatkan banyak manfaat mulai dari pesanan bertambah hingga penjualan tidak hanya melalui offline namun juga secara online. Akhirnya, manfaat tersebut juga disebarluaskan kepada seluruh masyarakat Desa Janggalan.

Maka, di tahun 2022 masih bersamaan dengan seremoni Buka Luwur Mbah Djenggolo. GELDARA diikuti oleh tiga puluh lima UMKM Desa Janggalan. Peserta melonjak tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Ini menjadi pertanda bahwa keseksian GELDARA semakin diminati oleh masyarakat Desa Janggalan untuk mempromosikan produk–produk UMKMnya. Sehingga, Pemerintah Desa memiliki tanggungjawab lebih besar dari tahun sebelumnya agar penjualan semakin meningkat. Ada tambahan kegiatan untuk menarik pengunjung maupun pembeli dari masyarakat umum, yaitu Kirab Budaya & penampilan Potensi Desa Wisata Janggalan. Berbeda dengan tahun sebelumnya, kegiatan ini diadakan lebih lama yaitu selama lima hari dan berada di jalan desa.

Adapun sumber pendanaan kali ini ada tambahan dukungan dari swadaya masyarakat serta Anggaran Pendapatan Belanja Desa Janggalan (APBDesa) sebesar empat puluh juta rupiah. Selanjutnya, omzet total dari penjualan selama lima hari kurang lebih delapan puluh enam juta rupiah. Untuk tahun 2023, peserta yang mengikuti GELDARA mencapai tujuh puluh UMKM. Masih sama seperti tahun sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari. Namun, kali ini ada yang berbeda. Lokasi kegiatan tahun ini merambah ke sepanjang JL.KH.Noorhadi. yaitu jalan kabupaten yang berada di wilayah Desa Janggalan. Selain itu ada penampilan band, rebana, dan musik gambus.

Semakin banyak peserta yang mengikuti maka semakin banyak omzet yang diperoleh. Tahun ini total omzet keseluruhan dari GELDARA sebanyak kurang lebih Tiga Ratus Juta Rupiah. Adapun pendanaan kegiatan tersebut mayoritas dari swadaya masyarakat, sponsor dari pihak ketiga, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Janggalan (APBDesa) sebesar empat puluh juta rupiah. Di Tahun ketiga ini, ada inovasi baru yaitu menangkap kebiasaan anak muda jaman sekarang yaitu membagikan semua kegiatannya di media sosial. Bagi Pak Kades, hal itu adalah peluang promosi. Di awali dengan mencari anak muda Desa Janggalan yang aktif berkecimpung di media sosial, diberikan modal untuk berwisata kuliner dan merekam kegiatan tersebut lalu secara live membagikan kepada khalayak umum.

Bisa disimpulkan, dari beberapa tahun GELDARA berjalan, banyak manfaat serta pengetahuan tentang budaya yang didapatkan baik bagi masyarakat maupun desa itu sendiri. Adapun manfaat tersebut yaitu usaha masyarakat terus berkembang dan semakin mengenal potensi yang ada, Desa Janggalan lebih di kenal masyarakat luas serta warisan budaya leluhur masih terus dikenal oleh generasi muda melalui Kirab Budaya & Potensi Desa Wisata Janggalan.

Evaluasi dari tiga tahun kegiatan tersebut berjalan, Pemerintah Desa Janggalan melalui Musyawarah Desa yang kemudian dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa dan dieksekusi dalam APBDesa Desa Janggalan tetap memberikan dukungan kepada warga masyarakatnya untuk mengembangkan atau menumbuhkan jiwa wirausaha masyarakatnya tidak hanya melalui GELDARA namun juga ada beberapa kegiatan seperti pelatihan fotografi, videografi, branding, dan pelatihan–pelatihan lain yang menunjang promosi UMKM warga Desa Janggalan.

 

 

Penulis: Eka Witri Wijayanti (PLD Kecamatan Kota Kudus Jawa Tengah)

Posting Komentar

0 Komentar