Awal
mula Pasar Landa atau sekarang yang dikenal dengan “Sarlondho”
mengingatkan kembali pada tokoh tempo dulu yaitu seseorang bernama Basah Bibit
Ganda Kusuma, putra dari garwa selir (istri selir) Raja Amangkurat I dari
Kerajaan Mataram. Atas jasa pamannya, Basah Suryaningrat beliau dinobatkan
menjadi Bupati pertama di Magetan dengan nama Bupati Yosonegoro.
Setelah
mendapatkan restu dari Ki Mageti sebagai orang pertama pendiri (babad) Magetan,
untuk menjadi Bupati Magetan (penuturan dari Almarhum Bapak Sabar Guno Sabdo), Yosonegoro
baru dilantik sebagai Bupati Magetan mendapatkan laporan dari masyarakat
tentang “rampok” yang bernama Nrangkusumo sangat meresahkan masyarakat. Bupati
Yosonegoro menghadap kepada Ki Mageti dan Basah Suryaningrat membicarakan
tentang rampok yang meresahkan Masyarakat dan akhirnya Ki Mageti beserta Basah
Suryaningrat mencari perampok tersebut.
Pada
saat tiba di Candirejo (nama sekarang) berpapasan dengan Rombongan Opsir
Kompeni Belanda, Basah Suryaningrat bertanya kepada Opsir Kompeni Belanda
tersebut “opo kuwe weruh brandal liwat kene?”. Opsir tersebut tidak
menjawab dengan baik melainkan tertawa berbahak-bahak, menyulut kemarahan Basah
Suryaningrat sehingga berkata “Ditakoni meneng wae kaya recaa..!!!” kata
Basah Suryaningrat tersebut menyebabkan Opsir Belanda berubah wujud menjadi
patung berupa manusia.
Keberadaan
patung menjadikan daerah tersebut banyak pengunjung dari berbagai penjuru untuk
melihat patung tersebut. Semakin lama semakin banyak bahkan ada yang bermukim
di daerah tersebut untuk berjualan pada akhirnya Basah Suryaningrat memberi
nama desa tersebut dengan “Candireca” yang berarti desa yang mempunyai
identitas berupa patung. Semakin banyak yang mengunjungi patung tersebut desa
tersebut berubah nama yaitu “Candirejo” dikarenakan keramaiannya yang semakin
lama semakin ramai.
Pengaruh
pengunjung yang silih berganti untuk jual beli maupun hanya ingin tahu
keberadaan patung manusia Belanda, akhirnya tempat disekitar patung manusia
tersebut dinamakan “Pasar Landa” artinya pasar yang ramai karena adanya
patung manusia mirip orang Belanda. Keberadaan Pasar Landa sekaligus
sebagai asal mula makanan khas desa Candirejo yaitu Jenang Candi yang terkenal
sampai sekarang. Selain Jenang Candi di Pasar Landa juga terdapat jajanan
(makanan ringan) yang istilah jawanya adalah “jajan pasar”.
Pada
kesempatan ini Pemerintah Desa Candirejo berusaha menumbuhkan kembali sejarah
Desa agar masyarakat luas tidak melupakan sejarah Desa. Selain itu untuk
menumbuhkembangkan ekomoni masyarakat dan mewadahi hasil-hasil UMKM masyarakat
Desa Candirejo maka pemerintah Desa Candirejo menetapkan icon desa Candirejo
yaitu Pasar Landa atau sekarang dikenal dengan nama Sarlondho.
Sumber
Daya Alam (SDA) Desa Candirejo terletak di sebelah barat Kecamatan Kota
Kabupaten Magetan sehingga menambah nilai ekomomis dangan pembangunan pertokoan
yang dikenal Blok M, selain itu di Desa Candirejo dilalui jalur provinsi yang
menuju wisata Telaga Sarangan dan Taman Bunga Refugia sehingga Desa Candirejo
setiap hari Sabtu dan Minggu sangat ramai di penuhi pengunjung.
Untuk ke
Sarlondho maupun untuk membeli makanan khas Candirejo yang dijual oleh
warga Desa Candirejo. Penduduk Desa Candirejo sebagian besar berprofesi sebagai
petani dan mempunyai lahan yang cukup besar akan tetapi lahan pertanian di Desa
Candirejo tergolong lahan pertanian tadah hujan. Desa Candirejo juga memiliki
lapangan Desa yang cukup luas yang difungsikan sebagai tempat olahraga, main
anak-anak dan tempat pertemuan (showroom).
Selain
itu Desa Candirejo memiliki Pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) yang
aktif dan berperan aktif serta berkolaboratif dengan pemerintah Desa Candirejo.
Pemuda Desa Candirejo yang terwadahi di organisasi yaitu Karang Taruna
Candirejo yang bernama “Candi Kusuma” juga memiliki peran aktif dalam
terselenggaranya Pasar Londho (Sarlondho). Anggota Karang Taruna yang bisa IT
berkerja membuat konten-konten kreatif untuk mempromosikan potensi Sarlondho,
anggota lainnya juga membantu menjadi penyaji di Pasar Londho (Sarlondho).
Untuk pengelolaan parker di Sarlondho juga dibantu oleh Karang Taruna. Dengan
keberadaan Karang Taruna ini sangat mendukung terselenggaraanya Pasar Londho
(Sarlondho).
Desa
Candirejo memiliki potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat bagus karena
hampir seluruh masyarakat Desa Candirejo memiliki usaha-usaha yang produktif di
antara lain UMKM, pengrajin kulit, produksi Jenang Candi, makanan khas
Candirejo, dan anyaman bambu. Selain itu juga didukung adanya
organisasi-organisasi yang berada di Desa Candirejo diantaranya Karang Taruna,
PKK, Kelompok Tani, Kelompok Yasinan dan Kelompok Wanita.
Penulis: Fuatul Misbach
0 Komentar