Buku berjudul Yang Terlupakan Pandemi Influenza 1918 di Hindia Belanda ini ditulis oleh Priyanto Wibowo dkk bermaksud untuk mengungkap kembaliwabah pandemi Influenza 18 dan dampaknya yang telah terjadi di Hindia Belanda. Sebagai negara dengan wilayah yang strategis akan dan tetap rentan terkena dampak pandemi. Penelitian ini menyatakan bahwa negara ini mempunyai berbagai pintu masuk untuk berjangkitnya wabah.
Pemerintah mempunyai peranan penting dalam proses pengambilan kebijakan dalam penanganannya. Pemahaman masyarakat perlu ditingkatkan agar wabah cepat teratasi dan tidak semakin menyebar. Kondisi menyebarnya wabah seakan menjadi sejarah yang berulang. Pada Maret 2009 merebak jenis penyakit baru yang disebut flu babi (Swine Influenza) yang disebabkan virus tipe A dengan subtype H1N1 (A-H1N1/2009).
Dalam konteks Indonesia, menyebarnya virus ini memberikan kekhawatiran tersendiri. Wabah yang awalnya menjangkiti ungags ini mulai menyerang manusia. Indonesia tercatat sebagai negara terjangkit paling parah. Dalam upaya pengendalian, pemerintah Indonesia dengan berbagai mitra membangun National InonesiaPandemic Preparedness and Response Plan (Rencana Nasional Kesiapsiagaan dan Respon).
Kekhawatiran terkait pandemi influenza yang sedang terjadi, menjadi yang terburuk sepanjang abad XX. Namun sayangnya, penjelasan yang tersedia tentang pandemi influenza 1918 hanya menyinggung tentang apa yang terjadi di Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara besar lainnya. Literatur tentang apa yang terjadi di Indonesia (Hindia-Belanda) di tahun 1918 hampir tidak tersedia.
Penjelasan historis tentang apa yang terjadi di Hindia Belanda di tahun 1918 sangat diperlukan untuk menjawab beberapa pertanyaan tentang bagaimana manusia mengahadapi pandemic influenza? Perulangan peristiwa selalu terjadi sejak zaman dahulu, termasuk perulangan kemunculan wabah penyakit.
Buku Priyanto Wibowo dkkterdiri atas tiga bagian utama. Pada bagian pertama buku ini, peneliti ingin memaparkan pandemi influenza 1918 secara global. Maka, di bab satu peneliti memaparkan awal munculnya influenza 1918 hingga menyebar ke seluruh dunia. Mayoritas peneliti menarik kesimpulan bahwa pandemi influenza 1918 berasal dari Amerika Serikat. Penyebaran penyakit ini ke Eropa seiring dengan pengiriman pasukan Amerika Serikat ke Eropa dalam Perang Dunia I. Tentara Amerika Serikat dengan cepat menulari tantara Perancis dan Inggris hingga masuk ke Spanyol. Namun, negara-negara yang terlibat peperangan melakukan sensor terhadap pemberitaan yang dianggap meruntuhkan moral pasukan.
Spanyol sebagai negara netral dalam peperangan tidak melakukan sensor terhadap segala pemberitaan. Wabah ini dipublikasikan pertama kali oleh media pers Spanyol. Sejak saat itu wabah ini dinamakan flu spanyol, bukan flu Amerika, negara yang mencatat korban pertama atau Flu Perancis, sebagai daerah yang pertama kali mencatat merebaknya wabah secara luas.
Estimasi jumlah korban akibat pandemi ini diperkirakan antara 20 – 50 juta orang. Penulis mempertanyakan jumlah korban yang begitu besar dengan kondisi dunia waktu itu. Terjadinya peperangan membuat sensus dan pendataan masyarakat tidak berjalan dengan baik. Selain itu fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat belum sebaik saat ini, sehingga data pasien dan penyakit dipastikan tidak akurat.
0 Komentar